Rhoma: Larangan Perempuan Memimpin Dalam Konteks Keluarga

Jumat, 16 Agustus 20130 komentar

Pamekasan (Juruwarta/Antarajatim) - Penyanyi dangdut Haji Rhoma Irama menyatakan, larangan perempuan menjadi pemimpin hanya dalam konteks keluarga, bukan dalam urusan negara bangsa.

"Dalam konteks rumah tangga, yang menjadi pemimpin memang harus laki-laki, sebagaimana telah dijelaskan dalam Al Quran surat An-Nisa ayat 33," kata Rhoma Irama saat menjadi juru kampanye pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa-Herman Sumawiredja di Stadion Pamekasan, Pulau Madura, Jumat.

Oleh sebab, itu, sambung dia, jika nantinya ada orang menyatakan bahwa perempuan dilarang menjadi pemimpin, maka hal itu cukup disampaikan bahwa larangan menjadi pemimpin sebagaimana tersurat di dalam Al Quran itu adalah dalam konteks keluarga.

Memang, sambung dia, perempuan, sebagaimana Al Quran juga dinyatakan tercipta dari tulang rusuk laki-laki, akan tetapi itu tidak berarti lalu tidak boleh menjadi pemimpin.

"Selama memenuhi syarat-syarat menjadi pemimpin, maka siapapun boleh menjadi pemimpin. Dan bu Khofifah, sangat memenuhi persyaratan sebagai pemimpin itu," kata raja dangdut itu.

Ia menjelaskan, ada empat syarat bagi seorang pemimpin yang harus dipegang dan apabila keempat syarat itu dipenuhi, maka yang bersangkutan layak untuk dipilih menjadi pemimpin.

Keempat syarat itu menurut Rhoma Irama adalah "Siddiq/berpijak pada kebenaran", "amanah/dapat dipercaya", "tablig/menyampaikan apa adanya" dan keempat adalah "fatonah/cerdas"

"Bu Khofifah saya kira memenuhi empat syarat kepemimpinan ini dan dia orang yang berpengalaman, karena pernah menjadi anggota DPR RI dan pernah menjabag sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan di Era Presiden Gusdur," katanya.

Artis dangdut Rhoma Irama merupakan salah satu juru kampanye yang diterjunkan tim pemenangan pasangan Khofifah-Herman (Berkah) saat berkampanye di Pamekasan, Jumat (16/8) sore.

Sebelum menyampaikan orasi politiknya, Rhoma Irama terlebih dahulu menyanyikan sebuah lagi berjudul "menunggu" tanpa iringan musik.

Lagu itu mampu membius hadirin yang kebanyakan kaum ibu-ibu itu hingga mereka berebut mendekati panggung kampanye.

Selain Rhoma Irama, juru kampanye lainnya yang juga hadir ke Pamekasan ialah tokoh NU KH Sholahuddin Wahid.

"Gus Sholeh" sapaan karib adik kandung mantan Presiden RI KH Abdurrahman Wahid itu dalam orasinya menceritakan peran tokoh NU dalam mendirikan negara kesatuan republik Indonesia, serta pentinya kader NU menjadi pemimpin, termasuk di Jawa Timur.

"Satu-satunya kader NU yang mencalonkan diri sebagai gubernur Jatim kali ini hanya bu Khofifah. Makanya warga NU layak mendukung bu Khofifah dan memenangkannya pada pilkada Jatim tanggal 29 Agustus 2013 ini," kata Gus Sholah.

Kampanya pasangan "Berkah" di Pamekasan, Jumat (16/8) diakhir dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Ketua PCNU Pamekasan Drs KH Abd Ghaffar.

Sebelum memimpin doa, ia sempat menyampaikan hasil keputusan musyawarah nasional NU di Nusa Tenggara Timur (NTT) kepada ribuan warga nahdiyin dan pendukung "Berkah" yang hadir dalam acara kampanye itu.

Menurut dia, berdasarkan keputusan itu, NU memperbolehkan perempuan menjadi pemimpin, sehingga semua warga NU harus mendukung apabila kadernya hendak menjadi pemimpin.

Sementara, jajaran Polres Pamekasan menerjunkan sebanyak 647 personel polisi, gabungan dari Polres Pamekasan dan Brimob Polda Jatim pada kampanye "Berkah" di lapangan stadion Pamekasan, Jumat (16/8) sore itu. (*)

Share this article :

Posting Komentar

 
Didukung oleh : Facebook | Twitter | You Tobe
Copyright © 2015. Blog Madura - All Rights Reserved
Media Lainnya Sakera Pamekasan dan Tokoh Kita
Serta Didukung Penuh Oleh Madura Media