Suami Mendiang Tri Munarti Tolak Santunan FPI

Sabtu, 27 Juli 20130 komentar

Kendal (Juruwarta/Tempo.co) - Samsu Eko Yulianto, 50 tahun, suami Tri Munarti, korban meninggal dunia akibat bentrokan antara Front Pembela Islam dengan warga Sukorejo Kendal, Jawa Tengah menyatakan menolak rencana pemberian santunan dari Front Pembela Islam sebagai bantuan biaya pendidikan untuk anak korban.

"Saya tidak bisa menerima santunan itu," kata Yulianto kepada Tempo, Sabtu, 27 Juli 2013. "Saya tak mau melukai hati masyarakat Sukorejo yang kecewa dengan FPI, khususnya yang menjadi korban".

Sebagai bentuk tali asih, pimpinan FPI pusat akan memberikan santunan Rp 500 ribu tiap bulan hingga anak korban tamat perguruan tinggi. Atas alasan tersebut, kepada pimpinan FPI, guru SD Negeri Tambahrejo, Sukorejo ini meminta maaf tidak bisa menerima santunan, meski sebenarnya keluarganya sangat membutuhkan, terutama untuk pendidikan anaknya, Arif Rahman yang masih duduk di kelas SMA.

Jumat kemarin, Ketua FPI Yogyakarta, Bambang Tedi menjenguk Yulianto di rumahnya, desa Krikil, Pageruyung. Penolakan tersebut juga disampaikan kepada Bambang. Namun Bambang memaksa Yulianto menerima bingkisannya atas nama pribadi sebagai tali silatuttahmi.

Yulianto dan istrinya adalah korban kebrutalan FPI di Sukorejo, 19 Juli lalu. FPI dari Temanggung, Magelang dan Yogyakarta melakukan sweeping di Sukorejo. Aksi tak simpati tersebut mendapat perlawanan warga. Salah satu supir pengendara mobil FPI berusaha melarikan diri, namum menabrak enam warga termasuk anggota polisi yang tengah mengamankan massa. Tri Munarti yang saat itu sedang berboncengan sepeda motor dengan Yulianto, tertabrak dan terseret mobil FPI hingga hampir 100 meter. Munarti meninggal.(*)

(Sumber: http://www.tempo.co/read/news/2013/07/28/058500286) 
Share this article :

Posting Komentar

 
Didukung oleh : Facebook | Twitter | You Tobe
Copyright © 2015. Blog Madura - All Rights Reserved
Media Lainnya Sakera Pamekasan dan Tokoh Kita
Serta Didukung Penuh Oleh Madura Media